Menyala
Menyala
word by Ade Jhino
TATAP HARI DENGAN PENUH OBSESI
TAK PERDULI APA YANG TERJADI
PANAS MATAHARI SELIMUTI BUMI
ADA API DALAM DIRI
*
MENYALA.. MENYALA.. SERINGAI KEGELAPAN
MENYALA.. MENYALA.. BERSAMA SUARAKAN
MENYALA.. MENYALA.. PEKIKKAN NADA AMARAH
SEKA KERINGAT MU KAWAN
HIDUP ITU MELAWAN
NEGARA TAK BERPIHAK PADA KITA
TATAP HARI DENGAN PENUH OBSESI
TAK PERDULI APA YANG TERJADI
**
MENYALA.. MENYALA.. SERINGAI KEGELAPAN
MENYALA.. MENYALA.. BERSAMA SUARAKAN
MENYALA.. MENYALA.. PEKIKKAN NADA AMARAH
Menyala Credit:
Produser: Void & Ceritanya Records
Music Arr: Void
Lirik: Ade “Jhino”
Take Drum: STUDIO by Kiki TataSuara
Gitar, Bass, Vocal: Ceritanya Records
by Yudhistira Pramana
Mix & Mastering: bedroomdwellerrecords by Aan “Nevermind")
_____________________________________________ ♫
Void Press Release
“Bagi kami di daerah, menjadi bagian dari sebuah birokrasi adalah sebuah keharusan, karena ide – ide kami harus diakomodir tidak dengan idealisme saja, tapi sinergi dari semua stake holder di pemerintahan”, ujar Dicky Umachina. Begitu statement salah satu personil Void yang di aminkan oleh semua personilnya, Siapa Void? Yang jelas semua dari mereka merupakan orang – orang yang banyak berpengaruh di pergerakan skena local, mulai dari penggiat sampai kritikus.
Void lahir dari sebuah kuota tak bertuan dengan unsur politis, demi mendobrak sebuah pandangan, bahwa genre bukanlah sebuah pagar tinggi yang tidak mungkin tidak bisa dilewati. Tahun 2016 Void mendeklarasikan menjadi sebuah band dalam sebuah perhelatan tahunan kebanggan Kalimantan Utara, yang bangga mereka sebut Musik Alam Festival. Dan bulan (Des'22) ini mereka akhirnya melepas “Menyala” sebagai gong menandakan eksistensi mereka di daerah.
Single “Menyala” berbicara lugas tanpa banyak drama, beat drum kotor khas stoner rock, seketika mengingatkan pada Almarhum Philty Animal, dengan line bass sebagai tour guide setia menjadi penunjuk jalan, riff gitar yang tidak segan menghantam gendang telinga, dan yang harus di notice adalah vocal Hamdan yang berbeda dari karakter di band sebelumnya. “Menyala” nyaris gagal rilis, produksi di lakukan sendiri dengan berpindah tempat rekaman, revisi sana – sini, belum lagi aktivitas semua personil yang sebagian besar menjadi budak corporate dan sebagian lagi menjadi bagian dalam ranah strategis birokrasi daerah. Kemudian semua ini sepakat, agar segera di muntahkan.
“Biarkan kami menjadi band yang berdampingan dengan birokrasi di daerah kami tinggal”. Void sama sekali tidak apatis soal pemerintahan yang biasa di gaungkan oleh banyak band, issue ini yang akhirnya menjadikan Void sebagai salah satu headliner yang paling ditunggu, tidak bisa dipungkiri aksi panggung mereka terkadang menjadi otentik dibanding oleh band lain, salah satunya adalah bagi – bagi beras Merah Krayan (UMKM Lokal) dan sembako, mirip dengan kampanye, tapi justru konsep ini adalah sebuah keharusan Void yang dengan tegas memberikan pernyataan bahwa mereka terus mendukung program yang dilakukan oleh pemerintah di daerah mereka sendiri, yaitu di Bulungan, Kalimantan Utara.
Selamat menikmati Menyala, Salam kenal dari kami di perbatasan Kalimantan Utara.
Void Di Hati.
Support your local movement..
word by Ade Jhino
TATAP HARI DENGAN PENUH OBSESI
TAK PERDULI APA YANG TERJADI
PANAS MATAHARI SELIMUTI BUMI
ADA API DALAM DIRI
*
MENYALA.. MENYALA.. SERINGAI KEGELAPAN
MENYALA.. MENYALA.. BERSAMA SUARAKAN
MENYALA.. MENYALA.. PEKIKKAN NADA AMARAH
SEKA KERINGAT MU KAWAN
HIDUP ITU MELAWAN
NEGARA TAK BERPIHAK PADA KITA
TATAP HARI DENGAN PENUH OBSESI
TAK PERDULI APA YANG TERJADI
**
MENYALA.. MENYALA.. SERINGAI KEGELAPAN
MENYALA.. MENYALA.. BERSAMA SUARAKAN
MENYALA.. MENYALA.. PEKIKKAN NADA AMARAH
Menyala Credit:
Produser: Void & Ceritanya Records
Music Arr: Void
Lirik: Ade “Jhino”
Take Drum: STUDIO by Kiki TataSuara
Gitar, Bass, Vocal: Ceritanya Records
by Yudhistira Pramana
Mix & Mastering: bedroomdwellerrecords by Aan “Nevermind")
_____________________________________________ ♫
Void Press Release
“Bagi kami di daerah, menjadi bagian dari sebuah birokrasi adalah sebuah keharusan, karena ide – ide kami harus diakomodir tidak dengan idealisme saja, tapi sinergi dari semua stake holder di pemerintahan”, ujar Dicky Umachina. Begitu statement salah satu personil Void yang di aminkan oleh semua personilnya, Siapa Void? Yang jelas semua dari mereka merupakan orang – orang yang banyak berpengaruh di pergerakan skena local, mulai dari penggiat sampai kritikus.
Void lahir dari sebuah kuota tak bertuan dengan unsur politis, demi mendobrak sebuah pandangan, bahwa genre bukanlah sebuah pagar tinggi yang tidak mungkin tidak bisa dilewati. Tahun 2016 Void mendeklarasikan menjadi sebuah band dalam sebuah perhelatan tahunan kebanggan Kalimantan Utara, yang bangga mereka sebut Musik Alam Festival. Dan bulan (Des'22) ini mereka akhirnya melepas “Menyala” sebagai gong menandakan eksistensi mereka di daerah.
Single “Menyala” berbicara lugas tanpa banyak drama, beat drum kotor khas stoner rock, seketika mengingatkan pada Almarhum Philty Animal, dengan line bass sebagai tour guide setia menjadi penunjuk jalan, riff gitar yang tidak segan menghantam gendang telinga, dan yang harus di notice adalah vocal Hamdan yang berbeda dari karakter di band sebelumnya. “Menyala” nyaris gagal rilis, produksi di lakukan sendiri dengan berpindah tempat rekaman, revisi sana – sini, belum lagi aktivitas semua personil yang sebagian besar menjadi budak corporate dan sebagian lagi menjadi bagian dalam ranah strategis birokrasi daerah. Kemudian semua ini sepakat, agar segera di muntahkan.
“Biarkan kami menjadi band yang berdampingan dengan birokrasi di daerah kami tinggal”. Void sama sekali tidak apatis soal pemerintahan yang biasa di gaungkan oleh banyak band, issue ini yang akhirnya menjadikan Void sebagai salah satu headliner yang paling ditunggu, tidak bisa dipungkiri aksi panggung mereka terkadang menjadi otentik dibanding oleh band lain, salah satunya adalah bagi – bagi beras Merah Krayan (UMKM Lokal) dan sembako, mirip dengan kampanye, tapi justru konsep ini adalah sebuah keharusan Void yang dengan tegas memberikan pernyataan bahwa mereka terus mendukung program yang dilakukan oleh pemerintah di daerah mereka sendiri, yaitu di Bulungan, Kalimantan Utara.
Selamat menikmati Menyala, Salam kenal dari kami di perbatasan Kalimantan Utara.
Void Di Hati.
Support your local movement..
Post a Comment